Bibit Karet Stress & Payung satu Tak Layak Ditanam
Ditulis Oleh: Sutimah Senior Accounting Increms Juni, 2021
Bibit Karet Stress & Payung Satu Tak Layak Ditanam
Siap Bekerja Dibawah Tekanan
Bibit Karet yang baru datang yakni dari suatu perjalanan dengan jarak tempuh yang cukup jauh, secara keilmuan tanaman dan biologi mengalami suatu titik abnormal atau dikenal dengan masa stress, maka dalam hal ini tidak layak untuk langsung ditanam, jika dipaksakan tentu akan mempercepat kematian tanaman tersebut, bukan sebaliknya, apabila terjadi tanam dalam jumlah yang besar tentu tidak sedikit kerugian yang akan di alami yang mengakibatkan pembiayaan menjadi multi ganda disetiap aktivitas pada plantation.
Begitu juga pada bibit karet yang masih memiliki payung satu, maka dalam hal ini suatu hal yang tak lazim untuk dilakukan penanaman, disebabkan bibit belum siap untuk berinteraksi dengan alam serta iklim yang tak menentu, kesiapan bibit karet harus diperhitungan secara matang dikarenakan tanaman ini sangat amat sangat sensitif pada alam dan perawatan, dalam artian butuh perhatian dan perhitungan khusus dari pada tanaman Kelapa Sawit.
Dalam dunia planter tentu sudah sangat amat memahami dalam hal teknis baik pola penanaman maupun perawatan namun jangan lupa jika bekerja dalam suatu perusahaan yakni dalam suatu manajemen tentu ada penekanan-penekanan dalam hal ini, misalnya : "para Planter menerima instruksi untuk segera tanam, atau prestasi tanam tidak ada sama sekali" sehingga keilmuan dan pengalaman yang dimiliki para Planter bisa dipatahkan, oleh tingkat tekanan dari pihak manajemen maupun atasan.
Didalam hal ini penulis mengambil suatu benang lurus yang saling hirarki berdasarkan metode analisa skill pada aksi & reaksi sehingga menerbitkan suatu yang dapat dihindari dalam hal kerugian-kerugian baik skala kecil maupun besar, dari Pihak Perusahaan maupun pada Planter itu sendiri.
Dari sisi Planter :
1. Menerapkan standar sesuai keilmuan dan pengalaman agar tanaman tumbuh maksimal
2. Memastikan pekerjaan Land Clearing dalam membuka lahan sesuai yang diharapkan untuk penanaman.
3. Mempelajari dan menganalisa unsur hara yakni pH Tanah.
4. Menjalankan SOP jika sudah ada SOP pada perusahaan tersebut
5. Mempersiapkan perhitungan dan teknis-teknis dilapangan sesuai kondisi lahan sekaligus membuat Rencana Kerja Harian (RKH) dan Rencana Kerja Bulanan (RKB)
Dari 5 poin itu saja tentu akan menerbitkan banyak tekanan-tekanan dari pihak manajemen maupun atasan, apabila para Planter tidak melaksanakan instruksi itu dengan cepat, maka dalam hal ini dapat diambil suatu value sehingga terurai dibawah ini :
1. Bisa jadi planter akan mendapat teguran lambat dalam bekerja.
2. Bisa jadi planter akan mendapat teguran tidak bisa kerja.
3. Bisa jadi planter akan mendapat teguran tidak layak untuk bekerja
4. Bisa jadi planter akan mendapat pertanyaan sanggup kerja atau tidak ?
5. Bisa jadi planter akan ditanya atas kompetensinya dalam hal ini
6. Bisa jadi mengalami kegagalan dalam komunikasi
Apabila Para Planter menjawab dengan kalimat Siap dan melaksakan instruksi tersebut sehingga akan menerbitkan.
1. Kegagalan dalam memahami instruksi
2. Menjadi bahan rumor dan gunjingan para pekerja seperti : "Percuma sekolah tinggi-tinggi ilmunya ngak dipakai" dan lain-lain.
3. Asal Boss Senang (ABS).
4. Cari aman dengan memberikan laporan lebih dahulu sehingga terhutang pekerjaan
5. Ikut-ikutan Planter lain dengan memberikan laporan fiktif
Dalam hal diatas sudah dapat disimpulkan secara jelas jika melakukan pekerjaan tanam sedangkan bibit masih dalam kondisi stress atau bibit belum siap untuk ditanam (payung satu), maka akan merugikan semua pihak bahkan akan menimbulkan biaya multi ganda berkali-kali dan menjadi budaya yang tidak sehat secara bersama-sama sekaligus menerbitkan kekonyolan yang berulang-ulang, dalam bahasa karyawan dikenal atau populer dengan "Kotoran Minyak"
Maka dalam hal ini para Planter sudah dapat mengambil sikap tanpa harus saling merugikan, salah satunya seperti melakukan aktivitas membuat lubang tanam dan memberikan pupuk pada lubang tersebut lebih dahulu, sebanyak lahan yang sudah terbuka, sampai tanaman sudah siap tanam, dan masih banyak solusi yang dapat dilakukan tanpa merugikan satu sama lain, namun paling utama adalah "Jangan Bawa Perasaan (Baper)", pada dasarnya secara hukum hirarki majamenen memiliki otoritas untuk hal dalam penekanan pada setiap pekerjaan maupun progress yang sedang berlangsung maupun akan berlangsung yakni tujuannya adalah :"VALUE" yang di inginkan"
Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat.
Silahkan untuk membaca artikel tentang "Upgrade Memory Lenovo Ideapad 12 Gb sd 20 Gb"
Silahkan baca juga : Tentang atau Mengenal Pupuk organik
atau baca juga : Cara Pembuatan Pupuk Organik
Tersedia juga artikel : Cara memperbanyak Bakteri EM atau Membuat Pupuk Kandang dengan Stardec dan Orgadec atau juga Cara membuat pupuk hijau padat dan cair
Bibit Karet yang baru datang yakni dari suatu perjalanan dengan jarak tempuh yang cukup jauh, secara keilmuan tanaman dan biologi mengalami suatu titik abnormal atau dikenal dengan masa stress, maka dalam hal ini tidak layak untuk langsung ditanam, jika dipaksakan tentu akan mempercepat kematian tanaman tersebut, bukan sebaliknya, apabila terjadi tanam dalam jumlah yang besar tentu tidak sedikit kerugian yang akan di alami yang mengakibatkan pembiayaan menjadi multi ganda disetiap aktivitas pada plantation.
Begitu juga pada bibit karet yang masih memiliki payung satu, maka dalam hal ini suatu hal yang tak lazim untuk dilakukan penanaman, disebabkan bibit belum siap untuk berinteraksi dengan alam serta iklim yang tak menentu, kesiapan bibit karet harus diperhitungan secara matang dikarenakan tanaman ini sangat amat sangat sensitif pada alam dan perawatan, dalam artian butuh perhatian dan perhitungan khusus dari pada tanaman Kelapa Sawit.
Dalam dunia planter tentu sudah sangat amat memahami dalam hal teknis baik pola penanaman maupun perawatan namun jangan lupa jika bekerja dalam suatu perusahaan yakni dalam suatu manajemen tentu ada penekanan-penekanan dalam hal ini, misalnya : "para Planter menerima instruksi untuk segera tanam, atau prestasi tanam tidak ada sama sekali" sehingga keilmuan dan pengalaman yang dimiliki para Planter bisa dipatahkan, oleh tingkat tekanan dari pihak manajemen maupun atasan.
Didalam hal ini penulis mengambil suatu benang lurus yang saling hirarki berdasarkan metode analisa skill pada aksi & reaksi sehingga menerbitkan suatu yang dapat dihindari dalam hal kerugian-kerugian baik skala kecil maupun besar, dari Pihak Perusahaan maupun pada Planter itu sendiri.
Dari sisi Planter :
1. Menerapkan standar sesuai keilmuan dan pengalaman agar tanaman tumbuh maksimal
2. Memastikan pekerjaan Land Clearing dalam membuka lahan sesuai yang diharapkan untuk penanaman.
3. Mempelajari dan menganalisa unsur hara yakni pH Tanah.
4. Menjalankan SOP jika sudah ada SOP pada perusahaan tersebut
5. Mempersiapkan perhitungan dan teknis-teknis dilapangan sesuai kondisi lahan sekaligus membuat Rencana Kerja Harian (RKH) dan Rencana Kerja Bulanan (RKB)
Dari 5 poin itu saja tentu akan menerbitkan banyak tekanan-tekanan dari pihak manajemen maupun atasan, apabila para Planter tidak melaksanakan instruksi itu dengan cepat, maka dalam hal ini dapat diambil suatu value sehingga terurai dibawah ini :
1. Bisa jadi planter akan mendapat teguran lambat dalam bekerja.
2. Bisa jadi planter akan mendapat teguran tidak bisa kerja.
3. Bisa jadi planter akan mendapat teguran tidak layak untuk bekerja
4. Bisa jadi planter akan mendapat pertanyaan sanggup kerja atau tidak ?
5. Bisa jadi planter akan ditanya atas kompetensinya dalam hal ini
6. Bisa jadi mengalami kegagalan dalam komunikasi
Apabila Para Planter menjawab dengan kalimat Siap dan melaksakan instruksi tersebut sehingga akan menerbitkan.
1. Kegagalan dalam memahami instruksi
2. Menjadi bahan rumor dan gunjingan para pekerja seperti : "Percuma sekolah tinggi-tinggi ilmunya ngak dipakai" dan lain-lain.
3. Asal Boss Senang (ABS).
4. Cari aman dengan memberikan laporan lebih dahulu sehingga terhutang pekerjaan
5. Ikut-ikutan Planter lain dengan memberikan laporan fiktif
Dalam hal diatas sudah dapat disimpulkan secara jelas jika melakukan pekerjaan tanam sedangkan bibit masih dalam kondisi stress atau bibit belum siap untuk ditanam (payung satu), maka akan merugikan semua pihak bahkan akan menimbulkan biaya multi ganda berkali-kali dan menjadi budaya yang tidak sehat secara bersama-sama sekaligus menerbitkan kekonyolan yang berulang-ulang, dalam bahasa karyawan dikenal atau populer dengan "Kotoran Minyak"
Maka dalam hal ini para Planter sudah dapat mengambil sikap tanpa harus saling merugikan, salah satunya seperti melakukan aktivitas membuat lubang tanam dan memberikan pupuk pada lubang tersebut lebih dahulu, sebanyak lahan yang sudah terbuka, sampai tanaman sudah siap tanam, dan masih banyak solusi yang dapat dilakukan tanpa merugikan satu sama lain, namun paling utama adalah "Jangan Bawa Perasaan (Baper)", pada dasarnya secara hukum hirarki majamenen memiliki otoritas untuk hal dalam penekanan pada setiap pekerjaan maupun progress yang sedang berlangsung maupun akan berlangsung yakni tujuannya adalah :"VALUE" yang di inginkan"
Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat.
Silahkan untuk membaca artikel tentang "Upgrade Memory Lenovo Ideapad 12 Gb sd 20 Gb"
Silahkan baca juga : Tentang atau Mengenal Pupuk organik atau baca juga : Cara Pembuatan Pupuk OrganikTersedia juga artikel : Cara memperbanyak Bakteri EM atau Membuat Pupuk Kandang dengan Stardec dan Orgadec atau juga Cara membuat pupuk hijau padat dan cair