Hemat Pemupukan Jangkos Sawit
Ditulis ulang Oleh: Alfians Increms Desember, 2022
Aplikasi: Perkebunan - Pertambangan - HTI - HPH Sistem Integrasi
UNDER INPUT
Hematkah Penggunaan Jangkos untuk pemupukan ?
Hal ini perlu pengkajian lebih mendalam yang tentu melibatkan orang yang relevan dalam hal ini, pada dasarnya Jangkos (penulis lebih suka menulisnya JANKOS), memiliki nilai kandungan yang bermanfaat bagi tanaman, adapun kandungannya sebagai berikut :
Nama Kandungan Pada Jangkos | Kandungan 1 Ton Jangkos |
Urea | 10,4 |
TSP | 2,9 |
MOP | 20,6 |
Kieserite | 5,9 |
Dari table tersebut maka sudah dapat terlihat secara kasat mata begitu besarnya biaya yang pasti dikeluarkan dalam implementasi Jangkos pada tanaman apalagi skala besar dengan luas lahan berbukit tentu sudah sangat amat tidak efektif., di implementasikan pada lahan flat saja sudah tak efektif jika jarak pengambilan jangkos kurang lebih 50 Km.
Dari sisi manapun jika jarak tempuh pengantaran lebih dari 6 Km apalagi lebih dari 50 Km, tentu lebih hemat menggunakan pupuk kimiawi baik dari segi operasional, pekerjaan maupun HK pekerja., Jangkos sangat baik jika diterapkan di area sekitar tanaman itu sendiri dan sudah berumur minimal > 1 Tahun, jika kurang dari usia itu, tentu secara faktual akan mengundang hama dari kelompok binatang terutama B2 (babi) maupun landak, Ini berdasarkan data aktual dilapangan data data penelitian selama kurang lebih 6 bulan disaat penerapan jangkos diarea tanaman yang usianya <1 tahun, maka tanaman menjadi rusak bahkan mati.
Dalam beberapa kasus dalam hal ini, tentu membutuhkan man power yang banyak pada satu titik area, dibanding dengan menggunakan pupuk kimiawi, disisi lain mengalami kesulitan dalam pengangkutan untuk menuju pada titik area tanaman bila jarak semakin jauh dari area bongkar, diperburuk medan yang sulit diakses dengan Archo.
Semakin besar lahan tanaman maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam hitungan HK pekerja saja sudah mengalami pembengkakan 4 sd 6 kali dibanding menggunakan pupuk kimiawi, ibarat kata 1 gelas pupuk kimiawi hanya membutuhkan persekian detik untuk pemupukan pada satu pokok tanaman, sedangkan jika menggunakan jangkos membutuhkan 10 sd 20 menit untuk satu pokok tanaman.
Penelitian ini memiliki data-data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan dalam hal penerapan jangkos pada tanaman, pada implemtasinya akan menjadi baik jika diperhitungkan dengan matang begitu juga sebaliknya.
Hal ini tentu membutuhkan kematangan pikiran, kedewasaan, jauh dari suatu kepentingan, ambisius yang kebablasan dan penumpang gelap dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan & menggunakan jangkos pada tanaman.
Penulis : Elfiansyah & S.Mulya
Berdasarkan data Perhitungan
Seperti gambar yang kami sediakan merupakan bukti aktual dilapangan dalam penerapan jangkos menjadi tidak efektif, secara data perhitungan apalagi dihitung secara keilmuan akunting dapat dilihat pada table berikut ini :
Nama Kandungan Pada Jangkos |
Harga/Kg (Rp) |
Kandungan 1 Ton Jangkos | Jumlah Biaya (Rp) |
Urea | 4,590 | 10,4 | 47,739 |
TSP | 4,866 | 2,9 | 14,111 |
MOP | 4,895 | 20,6 | 100,837 |
Kieserite | 2,780 | 5,9 | 16,403 |
Total | 179,087 |
Maka nilai 1 ton Jangkos = senilai pupuk Rp 179,087
Bagaimana mungkin dari table diatas tak tergambar secara kasat mata suatu pembengkakan, tentu sudah dapat dihitung berapa banyak pembengkakan dalam pembiayaan dalam hal ini.
Harga pupuk diatas berdasarkan harga aktual pada bulan Januari tahun 2021
Faktor menjadi tidak efektif
Faktor-faktor penyebab pembengkakan biaya dalam penerapan jangkos :
Faktor menjadi efektif
Adapun faktor menjadi akurat & efektif :
- Area atau lahan flat yang berdekatan dengan sumber jangkos
- Jarak tempuh kurang dari 5 Km, dan lebih bagus dalam implementasinya pada area sekitar jangkos itu berada.
- Tanaman usia diatas 1 Tahun.
- Menggunakan mesin untuk mengolah jangkos menjadi serbuk sehingga mudah untuk implementasi ke tanaman dan mempunyai nilai jual
Disinilah pentingnya suatu organisasi, apakah penerapan jangkos itu baik atau sebaliknya, dalam implementasinya untuk tujuan yang baik namun aktualnya menjadi suatu yang buruk dan merugikan bahkan mengalami pemborosan yang signifikan.
Didalam organisasi ada tim Akunting, kemudian ada Kepala Tata Usaha disinlah tugas mereka dalam menghitung suatu pekerjaan sebelum dieksekusi, begitu juga ada team RnD sebagai peneliti apakah hal ini tidak membahayakan tanaman di usia tertentu dan team lainnya, Jika hanya terlihat dan terlapor bagus maka hanya suatu keniscayaan yang tentu banyak merugikan semua pihak bahkan pada perusahaan itu sendiri, jika hanya bertujuan laporan bagus, perusahaan sebesar apapun seperti Nokia dinyatakan bangkrut, beda-beda tipis kasusnya, yakni laporan nampak bagus, ambisius yang kebablasan, laksana ucapan CEO Nokia yakni : Stephen Elop,"Kami tidak melakukan kesalahan apapun, tapi entah mengapa kami kalah".
Disisi lain pemimpin perusahaan Nokia berkata :"Tidak ada gunanya mengatakan laporan yang sebenarnya" (Sumber Tim pencari fakta Q. Vuori Ass Profesor Manajemen Strategi Universitas Aaltoo dan Tim dari Qui Huy Profesor strategi Sekolah tinggi bisnis INSEAD Singapura)
Kita saat ini tidak menulis tentang Nokia sebuah perusahaan raksasa yang mana dalam hitungan tahun mengalami jatuh bangkrut, namun pada pola kerja dan budaya kerja yang boros & arogan serta tidak memiliki jiwa inovasi yang cerdas dan sehat, dan pastinya tidak memiliki data valid sehingga dalam mengambil keputusan menjadi ambigu dan semerawut merupakan salah satu faktor penyebab kebangkrutan.